Tugas Sofskill Bahasa Indonesia
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence)
hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Pengertian
Penalaran dan Macam- macam Penalaran
Pengertian Penalaran dan Macam-Macam
Penalaran Beserta contohnya
PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan
disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut
dengan konklusi (consequence).
Macam-macam Penalaran, Penalaran ada dua jenis yaitu :
INDUKTIF
induktif adalah hal
khusus menuju hal umum. Ya itu kuncinya "dari yang khusus menuju yang
umum. Bila diuraikan, jangan terpatok pada gaya definisi seseorang, coba
uraikan sendiri definisi paragraf induktif dengan kata kunci "dari khusus
ke umum" tadi. Atau kalau memang malas menguraikan, mari lihat definisi
berikut;
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan
menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan
umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.
Masih kurang puas dengan definisi
tersebut? Baiklah karena definisi yang baik disertai dengan batasan dan
ciri-cirinya. Kita uraikan ciri-cirinya. Ciri-ciri paragraf induktif dapat
diketahui dengan melihat atau membuat sebuah paragraf. Apabila dalam paragraf
itu mula-mula menyebutkan peristiwa khusus dan diakhiri dengan kesimpulan
berdasar peristiwa khusus tersebut, maka bisa dipastikan anda sedang membaca
atau membuat paragraf induktif.
Ingin paragraf diatas dibuat terpisah dalam bentuk item
ciri-ciri, agar lebih mudah difahami? Oke, berikut ciri-ciri paragrad induktif
dalam bentuk list:
Ciri-ciri Paragraf Induktif
· Terlebih dahulu
menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
· Kemudian, menarik
kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
·
Kesimpulan
terdapat di akhir paragraf
· Menemukan Kalimat
Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas
Kalimat utama
paragraf induktif terletak di akhir paragraf
· Gagasan Utama
terdapat pada kalimat utama
· Kalimat penjelas
terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa
khusus
· Kalimat penjelas
merupakan kalimat yang mendukung gagasa utama
CONTOH :
-Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan
-Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan
kesimpulan ---> Semua hewan yang berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan
DEDUKTIF
deduktif adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk
dari suatu masalah yang bersifat umum, lebih luas. Setelah itu ditarik
kesimpulan menjadi suatu masalah yang bersifat khusus atau lebih spesifik. Atau
juga dapat diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya berada di depan
paragraf kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
Contoh :
Contoh :
Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.
Kalimat utama dari paragraph adalah kalimat yang di garis bawahi, dan kalimat itu berada depan paragraf sesuai dengan ciri-ciri dari paragraph deduktif.
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentukproposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Melalui proses penalaran, kita dapat sampai pada
kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau teori. Penalaran disini adalah
proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang
relevan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai
dasar untuk menarik kesimpulan.
Menurut
tim balai pustaka istilah penalaran mengandung tiga pengertian diantaranya:
1. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan perasaan atau pengalman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
1. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan perasaan atau pengalman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Penalaran mempunyai cirri-ciri yaitu :
1. dilakukan dengan sadar
2. didasarkan
oleh sesuatu yg sudah d ketahui
3. sistematis
4, terarah dan
bertujuan
5. menghasilkan
kesimpulan yang dapat berupa pengetahuan, keputusan dan sikap terbaru
6. sadar tujuan
6. sadar tujuan
7. premis berupa
pengalaman, pengetahuan, ataupun teori yang di dapatkan
8. pola pemikiran
tertentu
9. sifat empiris
nasional
Salah nalar ada dua macam:
1. Salah
nalar induktif, berupa :
a) kesalahan karena
generalisasi yang terlalu luas,
b) kesalahan penilaian
hubungan sebab-akibat,
c) kesalahan analogi.
2.
Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
a) kesalahan
karena premis mayor tidak dibatasi;
b) kesalahan karena
adanya term keempat;
c) kesalahan karena
kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
d) kesalahan karena
adanya 2 premis negatif.
Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh
tidak benar.
Pengertian
dan contoh salah nalar :
1. Gagasan,
2. pikiran,
3. kepercayaan,
4. simpulan yang salah,
keliru, atau cacat.
Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan
yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena
kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau
salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan,
disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang
kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses
penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis
kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang
merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang
merupan kesalahan formal.
Gagasan,
pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut
sebagai salah nalar.
Syarat-syarat
kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah
untuk menemukan kebenaran. Kebenaran
dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
·
Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki
seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
·
Dalam penalaran, pengetahuan yang
dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di
sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki
bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat
sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Penaralan INDUKTIF
Penlaran induktif adalah proses penalaran untuk manari
kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta –
fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif
tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua
pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris,
semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif
ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau
kaedah yang berlaku umum.
Contoh penalaran induktif :
Contoh penalaran induktif :
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Macam-Macam Penalaran Induktif Ada 3 jenis penalaran induksi :
a.
Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa
khusus untuk untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan
yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati
generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan
karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan
lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari sejumlah fenomena individual
(khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat umum menuju kesimpulan umum yang
mengikat umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual
yang diselidiki.
Contoh generalisasi :
Contoh generalisasi :
·
Pemakaian bahasa Indonesia deseluruh
daerah diindonesia dewasa ini belum dapat dikata seragam. Perbedaan dalam
struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihan dengan mudah. Pemakaian bahasa Indonesia
sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Diungkapkan
persurat kabaran, radio, dan TV pemakaian bahasa indonesia belum lagi dapat
dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun pada umumnya juga belum
memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta – fakta
diatas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
·
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas memuai. Jika dipanaskan,
platina memuai.
Macam
– macam generalisasi : ·
Generalisasi sempurna Adalah generalisasi dimana seluruh
fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini
memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja
yang belum diselidiki.
Generalisasi tidak sempurna Adalah generalisasi
berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi
fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Penalaran generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta (fenomena atau peristiwa) khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat sebuah kesimpulan. Sejumlah peristiwa khusus dibuat dalam bentuk kalimat, kemudian pada akhir paragraf diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa. Peristiwa khusus yang disebutkan pada bagian awal.
Penalaran generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta (fenomena atau peristiwa) khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat sebuah kesimpulan. Sejumlah peristiwa khusus dibuat dalam bentuk kalimat, kemudian pada akhir paragraf diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa. Peristiwa khusus yang disebutkan pada bagian awal.
b.
Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya.
Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat
khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan
situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Dalam berfikir
Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru berdasarkan hubungan-hubungan baru
itu. Dan kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa jika sudah ada persamaan
dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Pada
pembentukan kesimpulan dengan jalan analogi, jalan pikiran kita didasarkan atas
persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya. Karena pada dasarnya hanya
membandingkan persamaan – persamaan dankemudian dicari hubungannya. Maka sering
kesimpulan yang diambil tidak logis.
Dari penjabaran
diatas, dapat dikatakan bahwa penalaran analogi adalah proses penyimpulan
berdasarkan fakta atau kesamaan data. Analogi juga dapat dikatakan sebagai
proses membandingkana dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya
kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Contoh Analogi:
1.
Kita banyak tertarik
dengan planel mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi
menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti bumi.
Temperaturnya hampir sama dengan bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada.
Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti bumi.
Jika bumi ada mahluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup diplanet Mars.
2.
Jika
dipanaskan, logam memuai. Jika ada udara, manusia akan hidup. Jika ada udara,
hewan akan hidup. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
3.
Untuk menjadi seorang
penari professional atau ternama dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet.
Demikiannya dengan seorang atlit untuk dapat menjadi atlit professional dan
berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk
menjadi seorang penari maupun seorang atlit diperlukan latihan yang rajin dan
ulet.
c.
Hubungan akibat sebab
Hubungan akibat sebab merupakan suatu proses berfikir dengan
bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat, kemudian bergerak
menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contoh :
1. Masalah pengangguran merupakan masalah serius yang harus diselesaikan pemerintah, seperti beberapa waktu lalu diberitakan dimedia cetak dan ibu kota, bagaimana ribuan pencari kerja hars berdesakan bahkankan pingsan untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut laporan media cetak hal ini terjadi karena dalam waktu dekat ini banyak perusahaan menufaktor yang akan tutup. Sehingga harus melakukan PHK. Selain itu minimnya kahlian atau rendahnya kualitas SDM menjadi faktor penyebab banyaknya pengangguran diibukota
2. Jika
ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Penalaran
DEDUKTIF
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik
kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas
fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi.
Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal
umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses
pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau
hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh: Masyarakat Indonesia
konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus)
dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya
hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Macam
– Macam Penalaran Deduktif
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
-Semua manusia akan mati
-Amin adalah manusia
-Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
-Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
-Pada malam hari tidak ada matahari
-Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Induksi dan penalaran Deduktif.
- Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan akibat–sebab.
- Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Prosesnya disebut Deduksi. Jenis penalaran Deduktif ini diantaranya ada Silogisme dan Entinem.
Sumber: